A. PERSPEKTIF KEPERAWATAN ANAK
1. Filosofi Keperawatan Anak
Filosofi
keperawatan anak merupakan keyakinan atau pandangan yang dimiliki
perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada anak yang berfokus
pada keluarga (family centered care), pencegahan terhadap trauma
(atraumatic care) dan manjemen kasus.
a. Perawatan Berfokus Pada Keluarga
Keluarga
merupakan unsur penting dalam perawatan anak mengingat anak bagian dari
keluarga. Dalam Pemberian Askep diperlukan keterlibatan keluarga karena
anak selalu membutuhkan orang tua di Rumah Sakit seperti aktivitas
bermain atau program perawatan lainnya. Pentingnya keterlibatan keluarga
ini dapat mempengaruhi proses kesembuhan anak. Program terapi yang
telah direncanakan untuk anak bisa saja tidak terlaksana jika perawat
selalu membatasi keluarga dalam memberikan dukungan terhadap anak yang
dirawat, hal ini hanya akan meningkatkan stress dan ketidaknyamanan pada
anak. Perawat dengan menfasilitasi keluarga dapat membantu proses
penyembuhan anak yang sakit selama dirawat. Kebutuhan keamanan dan
kenyamanan bagi orang tua pada anaknya selama perawatan merupakan bagian
yang penting dalam mengurangi dampak psikologis anak sehingga rencana
keperawatan dengan berprinsip pada aspek kesejahteraan anak akan
tercapai.
b. Atrumatic Care
Atrumatic
care adalah perawatan yang tidak menimbulkan trauma pada anak dan
keluarga. Atraumatik care sebagai bentuk perawatan terapeutik dapat
diberikan kepada anak dan keluarga dengan mengurangi dampak psikologis
dari tindakan keperawatan yang diberikan., seperti memperhatikan dampak
psikologis dari tindakan keperawatan yang diberikan dengan melihat
prosedur tindakan atau aspek lain yang kemungkinan berdampak adanya
trauma untuk mencapai perawatan tersebut beberapa prinsip yang dapat
dilakukan oleh perawat antara lain:
1) Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga
Dampak
perpisahan dari keluarga akan menyebabkan kecemasan pada anak sehingga
menghambat proses penyembuhan dan dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan anak.
2) Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak.
Kemampuan
orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak dapat meningkatkan
kemandirian anak dan anak akan bersikap waspada dalam segala hal.
3) Mencegah atau mengurangi cedera (injuri) dan nyeri (dampak psikologis)
Proses
pengurangan rasa nyeri sering tidak bisa dihilangkan secara cepat akan
tetapi dapat dikurangi melalui berbagai tenik misalnya distraksi,
relaksasi dan imaginary. Apabila tindakan pencegahan tidak dilakukan
maka cedera dan nyeri akan berlangsung lama pada anak sehingga dapat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.
4) Tidak melakukan kekerasan pada anak
Kekerasan
pada anak akan menimbulkan gangguan psikologis yang sangat berarti
dalam kehidupan anak, yang dapat menghambat proses kematangan dan tumbuh
kembang anak.
5) Modifikasi lingkungan
Melalui
modifikasi lingkungan yang bernuansa anak dapat meningkatkan keceriaan
dan nyaman bagi lingkungan anak sehingga anak selalu berkembang dan
merasa nyaman dilingkungan.
c. Sehat dan Sakit
Rentang
sehat sakit adalah suatu kondisi anak berada dalam status kesehatan
yang meliputi sejahtera, sehat optimal, sehat, sakit, sakit kronis dan
meninggal. Rentang ini suatu alat ukur dalam menilai status kesehatan
yang bersifat dinamis dalam setiap waktu, selama dalam batas rentang
tersebut anak membutuhkan bantuan perawat baik secara langsung maupun
tidak langsung, seperti apabila anak berada pada rentang sehat maka
upaya perawat untuk meningkatkan derjat kesehatan sampai mencapai taraf
sejahtera baik fisik, sosial maupun spritual.
d. konsep keperawatan primer
a. Pemberi perawatan
Merupakan
peran utama perawat yaitu memberikan pelayanan keperawatan kepada
individu, keluarga,kelompok atau masyarakat sesuai dengan masalah
yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai yang
kompleks. Contoh peran perawat sebagai pemberi perawatan adalah peran
ketika perawat memenuhi kebutuhan dasar seperti memberi makan, membantu
pasien melakukan ambulasi dini.
- Faktor-faktor yang mempengatuhi kesehatan pada anak
Berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan anak adalah
- Faktor kesehatan
Faktor kesehatan ini adalah merupakan
faktor utama yang dapat menentukan status kesehatan anak secara umum.
Faktor ini ditentukan oleh status kesehatan anak itu sendiri, status
gizi dan kondisi sanitasi.
Status gizi anak adalah keadaan kesehatan
anak yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik energi dan zat-zat
gizi lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya
diukur secara antroppometri ( Suharjo, 1996).
Ada beberapa cara melakukan penilaian
status gizi. Salah satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang
dikenal dengan Antropometri. Dalam pemakaian untuk penilaian status
gizi, antropomteri disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan
variabel lain. Variabel tersebut adalah sebagai berikut :
- Umur
Umur sangat memegang peranan dalam
penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan menyebabkan interpretasi
status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun tinggi
badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan
penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya
kecenderungan untuk memilih angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5
tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung dengan
cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30
hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa
umur dalam hari tidak diperhitungkan ( Depkes, 2004).
- Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran
yang memberikan gambaran massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat
badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik karena penyakit
infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini
dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau
melakukan penilaian dengan melihat perubahan berat badan pada saat
pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan gambaran
keadaan kini. Berat badan paling banyak digunakan karena hanya
memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur,
tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi
dari waktu ke waktu (Djumadias Abunain, 1990).
- Tinggi Badan
Tinggi badan memberikan gambaran fungsi
pertumbuhan yang dilihat dari keadaan kurus kering dan kecil pendek.
Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama
yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang
gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U (
tinggi badan menurut umur), atau juga indeks BB/TB ( Berat Badan
menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan karena perubahan tinggi badan
yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks
ini pada umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak
baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun ( Depkes RI, 2004).
- Faktor kebudayaan
Pengaruh budaya sangat menentukan status
kesehatan anak, dimana keterkaitan secara langsung antara budaya dengan
pengetahuan. Budaya dimasyarakat dapat menimbulkan penurunan kesehatan
dimasyarakat yang dianggap baik oleh masyarakat, padahal budaya tersebut
justu menurunkan kesehatan anak, sebagai contoh, anak yang badannya
panas akan dibawa kedukun, dengan keyakinan terjadinya kesurupan atau
kemasukkan barang gaib, anak pascaoperasi dilarang makan daging ayam,
kerena daging ayam dianggap dapt menambah nyeri yang ada pada luka
operasi ( nyeri atau ada anggapan lain bahwa luka tersebut sulit
sembuhnya ), kebiasaan memberikan pisang pada bayi abru lahir dengan
anggapan bahwa anak akan cepat besar dan berkembang, atau anak tidak
boleh makan daging dan telur karena dapat menimbulakan penyakit
cacingan. Berbagai contoh budaya yang ada dimasyarakat tersebut sangat
besar mempengaruhi derajat kesehatan anak, mengingat anak dalam masa
pertumbuhan dan perkembangan yang tentunya membutuhkan perbaikan gizi
atau nutrisi yang cukup.
- Faktor keluarga
Faktor keluarga biasanya menentukan
keberhasilan perbaikkan status kesehatan anak. Pengaruh keluarga pada
masa pertumbuhan dan perkembangan anak sangat besar melalui pola
hubungan anak dan keluarga serta nilai-nialinya yang ditamankan. Apakan
anak dijadikan sebagai pekerja atau anak diperkaukan sebagaiman
semestinya dan dipenuhi kebutuhannya, baik silih asah, asuh, dan
asihnya. Peningkatan status kesehatn anak juga terkait langsung dengan
peran dan fungsi keluarga terhadap anakanya, seperti membesarkan anak,
memberikan anak, menyediakan makanan, melindungi kesehatn, memberikan
perlindungan, secara psikolog, menanamkan nilai budaya yang baikk,
mempersiapkan pendidikan anak, dan lain-lainya ( Berman, 2000 ).
b. Sebagai Advocat keluarga
Sebagai
client advocate, perawat bertanggung jawab untuk memebantu klien dan
keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi
pelayanan daninfo rmasi yang
diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concent) atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepadanya. Peran perawat sebagai advocate
keluarga dapt ditunjukkan dengan memberikan penjelasan tentang prosedur
operasi yang akan di lakukan sebelum pasien melakukan operasi.
c. Pendidik
Perawat
bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu keperawatan
kepada klien, tenaga keperawatan maupun tenaga kesehatan lainya. Salah
satu aspek yang perlu diperhatikan dalam keperawatan adalah aspek
pendidikan, karena perubahan tingkah laku merupakan salah satu sasaran
dari pelayanan keperawatan. Perawat harus bisa berperan sebagai pendidik
bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Memberi penyuluhan
kesehatan tentang penanganan diare merupakan salah satu contoh peran
perawat sebagai pendidik ( health educator )
d. Konseling
Tugas
utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien
terhadap keadaan sehat sakitnya. Adanya perubahan pola interaksi ini
merupakan dasar dalam perencanaan tindakan keperawatan. Konseling
diberikan kepada individu, keluarga
dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman masa
lalu. Pemecahan masalah difokuskan pada; masalah keperawatan, mengubah
perilaku hidup sehat (perubahan pola interaksi).
e. Kolaborasi
Dalam
hal ini perawat bersama klien, keluarga, team kesehatan lain berupaya
mengidentfikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk tukar
pendapat terhadap pelayanan yang diperlukan klien, pemberian dukungan,
paduan keahlian dan ketrampilan dari berbagai professional pemberi
palayanan kesehatan. Sebagai contoh, perawat berkolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan diet yang tepat pada anak dengan nefrotik
syndrome. Perawat berkolaborasi dengan dokter untuk menentukan dosis
yang tepat untuk memberikan Antibiotik pada anak yang menderita infeksi
f. Peneliti
Seorang
perawat diharapkan dapat menjadi pembaharu (innovator) dalam ilmu
keperawatan karena ia memiliki kreativitas, inisiatif, cepat tanggap
terhadap rangsangan dari lingkunganya. Kegiatan ini dapat diperoleh
diperoleh melalui penelitian. Penelitian, pada hakekatnya adalah
melakukan evalusai, mengukur kemampuan, menilai, dan mempertimbangkan
sejauh mana efektifitas tindakan yang telah diberikan. Dengan
hasil penelitian, perawat dapat mengerakan orang lain untuk berbuat
sesuatu yang berdasarkan kebutuhan, perkembangan dan aspirasi individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat. Oleh karena itu perawat dituntut
untuk selalu mengikuti perkembangan memanfaatkan media massa atau media
informasi lain dari berbagai sumber. Selain itu perawat perlu melakukan
penelitian dalam rangka mengembagkan ilmu keperawatan dan meningkatkan
praktek profesi keperawatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar